KABUH- Sejak pagi ribuan jamaah Thoriqoh Shiddiqiyyah dan masyarakat umum memadati kawasan Taman Thoriqoh Shiddiqiyyah di Kauman, Kabuh, (16/9). Kehadiran jamaah ini sengaja mengikuti Shilaturohmi dan Tasyakurran Maulid Nabi Muhammad SAW dan Haul Kyai Ahmad Sanusi Tamriz Abdul Ghoffar dan Mbah Demang Kromo Mulyo.
Mursyid Thoriqoh Shiddiqiyyah, Syekh Mohammad Muchtarullohil Mujtaba Mu’thi bersama rombongan rawuh pada kegiatan rutin yang digelar di kawasan Gubuk-gubuk yang dibangun oleh warga Shiddiqiyyah dari penjuru Indonesia dan juga Malaysia. Sejumlah pengurus organisasi di lingkungan Shiddiqiyyah pun hadir bersama Forum Kholifah dan Walitalkin Shiddiqiyyah.
Sebelum memulai mauidloh hasanah, Sang Mursyid Thoriqoh Shiddiqiyyah menandatangani tujuh prasasti dan memberikannya kepada perwakilan pemilik Gubug yang baru diresmikan. Sang Mursyid dalam mauidloh mengingatkan kembali pentingnya wawasan kebangsaan.
“Atas Berkat Rohmat Alloh Yang Maha Kuasa di pembukaan UUD saya ambil untuk ciri khas Shiddiqiyyah. Ini paling menonjol,” Sang Mursyid berpesan.
Masih menurut Sang Mursyid, rakyat Indonesia perlu paham wawasan negara maka dibangun Pesantren Jatidiri Bangsa Indonesia (PJBI).
“Pesantren Jatidiri Bangsa di Kediri adalah pesantren kebangsaan, bukan pesantren Keagamaan. Untuk semua agama boleh belajar disini,” jelas Sang Mursyid.
“Setelah dibuka pelajaran pesantren di Hayla ala Shola Hayla alla Falla di Pelabuhan Ratu akan dibuka Thoriqoh Akmaliyah di Wonosalam, dan selanjutnya dibuka pelajaran di PJBI,” Sang Mursyid merinci.
“Maka wajib kita mensyukuri kemerdekaan dan kedaulatan negara Indonesia. Shiddiqiyyah non politik, non proposal. Gerakan Shiddiqiyyah adalah gerakan syukur. Termasuk rumah syukur Sumpah Pemuda sebanyak 80 unit dibangun tahun ini secara ikhlas untuk Indonesia,” sambung dhawuh Sang Mursyid.
Tidak kalah penting, Sang Mursyid juga berpesan untuk menjaga toleransi antar umat beragama agar harmonis.
“Paus Fransiskus pun kagum dengan kerukunan umat beragama di Indonesia. Dalam hadits juga dinyatakan haram merusak tempat ibadah umat beragama. Kebebasan beragama juga dijamin oleh negara,” Sang Mursyid mengingatkan. (*)