Dalam sambutan Ketua Organisasi Shiddiqiyyah (ORSHID), Joko Herwanto menerangkan profil Thoriqoh Shiddiqiyyah yang pendidikan pesantren dan tarbiyyahnya mengajarkan tentang abdan syakuro dan cinta tanah air.
“Mursyid Shiddiqiyyah, almukarom Syekh Moch Muchtar Mu’thi Muchtarulloh al Mujtaba mendirikan pesantren Majma’al Bahrain Hubbul Wathan Minal Iman Shiddiqiyyah pada 1974. Banyak monumen kebangsaan dibangun seperti Hari Santri, Sumpah Pemuda, Teks Proklamasi dan lainnya di area pesantren ini termasuk bangunan yang diluar Jombang,” jelas Joko.
“Jadi harus seimbang antara keimanan dan kemanusiaan. Dan selalu mensyukuri kemerdekaan Bangsa Indonesia jangan sampai lupa dan lengah atas nikmat tersebut,” lanjut Joko Herwanto.
Selain itu setiap bulan Agustus, Shiddiqiyyah juga mensyukuri kemerdekaan Indonesia dengan membangun rumah syukur layak huni. Sudah 22 tahun berjalan Shiddiqiyyah telah membangun lebih dari 1800 rumah se Indonesia secara gratis untuk kaum dhuafa.
“Posisi Shiddiqiyyah tidak pada posisi berpolitik, tapi memerdekakan santrinya untuk membuat pilihan politik masing-masing. Shiddiqiyyah hanya berfokus pada soal syukur,” kata Joko mengutip pesan Sang Mursyid.
Hadir dalam peresmian ini Kapuspen TNI, Laksda Julius Widjojono, Kapolres Sukabumi, Wakil Bupati Sukabumi dan sejumlah pejabat teras lainnya.
Kapuspen TNI dalam sambutannya menyampaikan bahwa Panglima TNI sudah berencana hadir tapi ada kegiatan dengan Presiden. Tapi tetap beliau mendukung Shiddiqiyyah.
“Helipad sudah kami siapkan. Panglima TNI memohon doa warga Shiddiqiyyah agar bangsa Indonesia kondusif menghadapi agenda politik dan perang di luar negeri. Kita harus wujudkan Indonesia Raya,” kata Kapuspen.
Mauidoh Sang Mursyid Shiddiqiyyah diawali dengan mengutip alenia 3 UUD 1945. Dalam alenia ini ada dua “berkat rahmat” yaitu bersifat umum dan khusus. Berkat rohmat dalam alenia ini khusus untuk bangsa Indonesia. Tidak semua negara menerima berkat rohmat kemerdekaan seperti NKRI.
“Tanda tanda berkat rahmat ini adalah saat NKRI berhasil menghadapi peristiwa perang 10 Nopember (badar qubro) di Surabaya dan lahirnya TNI,” jelas Sang Mursyid.
“Jangan dilupakan peristiwa ini. Kemerdekaan bangsa harus dipertahankan seperti seruan jihad dalam peristiwa itu,” tegas Sang Mursyid.
“Pembangunan pesantren HSHF ini untuk mensyukuri hari santri Indonesia. Saya juga haqqul yaqin Indonesia akan menjadi imam perdamaian dunia’”pesan Sang Mursyid.
Tasyakuran peresmian pesantren HSHF ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pemberian santunan ke sejumlah anak yatim piatu.(*}