“Banyak orang lupa bahwa tanggal 9 bulan Romadlon itu tidak hanya tanggal Kemerdekaan Bangsa Indonesia tapi juga resminya lagu Kebangsaan Indonesia Raya dan Bendera NKRI Sang Saka Merah Putih.” - Mursyid Thoriqoh Shiddiqiyyah, Syekh Muchtarulloh Al-Mujtaba.
PLOSO - Pesan tegas diatas disampaikan Sang Mursyid dalam acara Tasyakuran atas nikmat Kemerdekaan Bangsa Indonesia ke-81 penanggalan hijriyyah di Pesantren Majma’al Bahrain Hubbul Wathan Minal Iman Shiddiqiyyah, (10 Sy. Ramadhan - 20/03). Dihadapan ribuan jamaah malam itu, sang Mursyid juga mengingatkan bahwa tanggal 9 bulan Ramadhan merupakan “akte kelahiran” Bangsa Indonesia.
“Dan terpenting tanggal itu juga dibuatnya akte kelahiran Bangsa Indonesia. Dalam akte itu tidak ada Kemerdekaan Republik tapi yang ada kemerdekaan Bangsa Indonesia,” tegas Sang Mursyid dalam mauidhoh hasanahnya.
Seperti diketahui, bagi warga Thoriqoh Shiddiqiyyah bahwa kecintaan atas Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) bukanlah Harga Mati, akan terapi sudah mencapai level “Haqqul Yaqin”. Karena itu sejumlah peringatan hari besar kenegaraan selalu disyukuri dengan kegiatan positif bagi kemanusiaan seperti doa sujud syukur, santunan, hingga membangun rumah syukur untuk masyarakat yang membutuhkan.
Sang Mursyid Thoriqoh Shiddiqiyyah juga menggarisbawahi bahwa tasyakuran ini sudah rutin dilaksanakan oleh warga Shiddiqiyyah se Indonesia.
“Tradisi mensyukuri nikmat Kemerdekaan Bangsa Indonesia dan berdirinya NKRI menurut penanggalan hijriyyah dengan cara sujud syukur hanya ada di Shiddiqiyyah, dan ini diprakarsai Mursyid Thoriqoh Shiddiqiyyah. Yang lain belum pernah ada,” lanjut dhawuh Sang Mursyid.
Sesuai rilis dari pengurus pusat organisasi di lingkungan Shiddiqiyyah kegiatan tasyakuran digelar selama dua hari berturut-turut, dan tahun ini bertempat di Masjid Baitush Shiddiqin dan Ndalem Sang Mursyid. (*)