Header Ads Widget

ATAS BERKAT ROHMAT ALLOH YANG MAHA KUASA

Lailatul Mubarokah: Sang Mursyid Ingatkan Pentingnya Tetapnya Iman


PLOSO- Langit malam ini sangat cerah, bulan bersinar terang tanpa mendung. Ribuan warga berbondong ke pesantren Majma’al Bahrain Hubbul Wathan Minal Iman Shiddiqiyyah, di Losari, Ploso, Jombang, dalam rangka mengikuti pengajian Lailatul Mubarokah, (17 Sy Romadhan / 27 Maret).

Dalam sambutan sebelum pengajian, perwakilan pengurus yayasan Pendidikan Shiddiqiyyah (YPS) Pusat, Sudadi: melaporkan beberapa hal terkait pelaksanaan Zakat Fitrah tahun ini.  

“Dalam pelaksanaan zakat fitrah, kita adalah sebagai pelayan keimanan, kemanusiaan, dan kealaman.  Ada aturan khusus tentang zakat fitrah di Shiddiqiyyah. Maka panitia dihimbau memiliki buku Seruan dan Petunjuk Zakat Fithrah,” kata Sudadi.

Selanjutnya, Ketua Dhilaal Berkat Rohmat Alloh (DHIBRA) Shiddiqiyyah Pusat, Ibu Nyai Shofwatul Ummah menginformasikan terkait penyaluran bantuan ke korban banjir di Jawa Tengah, dan juga pelaksanaan Tasyakuran Tahun Baru Hijriyah (TTBH) di Serang,  Banten mendatang. Selain itu Ibu Nyai Shofwatul Ummah juga mengingatkan bahwa shodaqoh yang dilakukan di Shiddiqyyah hanya dipergunakan untuk jihad fi sabilillah.

“Murid Shiddiqiyyah sering diajak tasyakuran tujuannya berharap nikmatnya akan bertambah. Karena itu tetaplah semangat untuk bershodaqoh,” pesan Ibu Nyai.

Di puncak acara, Mursyid Shiddiqiyyah, Syekh Muchtarulloh Al-Mujtaba, berpesan banyak hal penting dalam mauidhah hasanah.

“Lailatul Mubarokah telah bertahun-tahun menjadi tradisi warga Shiddiqiyyah. Barokahnya meluber untuk banyak manusia, tidak hanya bagi warga Shiddiqiyyah. Meski ada pihak yang menghalangi Shiddiqiyyah, namun atsar barokah Lailatul Mubarokah justru meningkatkan perkembangan Shiddiqiyyah sampai saat ini,” Sang Mursyid mengawali dhawuh-nya.

“Kehadiran warga di pengajian Shiddiqiyyah karena adanya daya tarik iman terhadap adanya barokah. Ini karena tiap manusia memiliki iman yang sehat. Bukan iman yang berubah-ubah,” lanjut dhawuh Sang Mursyid.

“Penyakit iman adalah adalah khianat. Tidak dapat dipercaya. Karena itu jangan tergiur oleh kenikmatan duniawi. Maka yang paling pokok, biasakan membaca doa sebelum dan sesudah tidur,  “Allohumma tsabitna bil iman”. Harapannya agar selalu dalam ketetapan iman, tidak mati dalam keadaan kufur,” pesan penting Sang Mursyid.

Di ujung acara, pengumpulan shodaqoh spontanitas malam itu berjumlah Rp 225 juta lebih. Memang suasana pengajian sangat semarak, banyak stan organisasi menggelar berbagai produk yang ditawarkan. Termasuk tenda yang menjual madu barokah dan tajus syifa pun ramai diserbu pengunjung. Selain itu juga nampak ratusan lapak pedagang umum turut meramaikan jalanan menuju lokasi pengajian untuk mengais rejeki. (Dpw)