Header Ads Widget

ATAS BERKAT ROHMAT ALLOH YANG MAHA KUASA

Tasyakuran Tahun Baru 1446H; Ada Banyak Hikmah dari Setiap Peristiwa

PLOSO- Bertepatan pada hari Ahad Kliwon, Pengajian Tahun Baru Hijriyah 1446 dan Doa bersama Kebangkitan Tasawuf Dunia diadakan di pesantren Majma’al Bahrain Hubbul Wathan Minal Iman Shiddiqiyyah, (7/7). Momen kali ini sangat istimewa karena bertepatan pula dengan peringatan peristiwa 7/7 yang pernah terjadi ditempat yang sama.


Sejak sore hari warga Shiddiqiyyah berdatangan dari berbagai daerah. Terutama mereka yang memiliki kecintaan tinggi kepada Sang Mursyid, Almukarom Syekh Muchtarullohil Mujtaba Mu’thi. Tentu tidak ketinggalan juga berjajar rapi sejumlah tamu istimewa alumni 7/7. Bersama Kholifah Shiddiqiyyah, Walitalkin dan pengurus organisasi di lingkungan Shiddiqyyah semua kompak mengenakan kaos hitam bertuliskan “Menolak Lupa Peristiwa  Losplos 7 Juli 2022” dan atau “Bintang-Bintang Berjatuhan, Melati Berserakan, Puntung-puntung terapung”.

Acara dimulai dimulai dengan pembacaan Doa Kautsaran, doa salam, dan doa buku merah putih. Selanjutnya dilanjut sambutan dari pengurus organisasi dan Kholifah Shiddiqiyyah.

Pengurus DPP Organisasi Shiddiqiyyah (ORSHID),  Ir Edi Setiawan, yang juga Wali Talkin Shiddiqiyyah. menyampaikan tentang lima tanda  kebangkitan tasawuf dunia. Mengutip dhawuh Sang Mursyid, disampaikan tanda kebangkitan itu diawali dari pengakuan UNESCO atas kelahiran Jalaluddin Rumi, tokoh tasawuf dunia. Selain itu juga peristiwa 7/7 tahun 2022 di Ploso juga dijadikan tonggak kebangkitan tasawuf dunia.

Di tempat yang sama Kholifah Shiddiqiyyah, Tasrichul Adib Azis mengutip hadits tentang empat bulan yang dimuliakan, salah satunya adalah Bulan Muharram.

“Beberapa nabi mengalami peristiwa penting di bulan Muharram. Dalam bulan ini ada hikmah yang dapat diambil, terutama hijrahnya Nabi Muhammad SAW. Dengan hijrah maka tersusunlah kalender hijriyah oleh khalifah Umar bin Khatab. Dari kalender hijriyyah dapat ditentukan waktu-waktu ibadah agama Islam. Karena itu kita perlu memuliakan tahun Hijriyyah ini,” pesan Kholifah.

“Alhamdulillah sejak dahulu Shiddiqiyyah telah menggunakan kalender Hijriyah,” tambah Kholifah.

Kholifah Tasricul Adib Azis juga menyinggung peristiwa dua tahun lalu yang terjadi di pesantren ini. Peristiwa kedzoliman yang tidak dapat dilupakan oleh semua murid Shiddiqiyyah. 

"Kenapa dzolim? Karena orang-orang yang sedang berdoa diserang oknum yang memaksakan kehendak. Padahal tasawuf itu adalah mencari kebenaran, dan berpaling dari kepalsuan,” pesan Ketua Forum Kholifah Shiddiqiyyah ini.

Shiddiqiyyah Dibutuhkan Indonesia

Sambutan berikutnya disampaikan oleh Ketua Umum organisasi Dhilaal Berkat Rohmat Alloh Dhilal Berkat Rohmat Alloh (DHIBRA) Shiddiqiyyah, Ibu Nyai Shofwatul Ummah.

“Masih Semangat? Malam yang penuh makna,” sapa Ibu Nyai membuka sambutan.

“Hikmah peristiwa 7/7 salah satunya adalah orang menjadi tahu Shiddiqiyyah di Jombang. Semoga kita bisa mengisi usia kita dengan sebaik-baiknya. Kita bisa hijrah lebih baik dari tahun kemarin, dan kita menjadi orang yang dapat bersyukur,” imbuh Ibu Nyai.

Di depan ribuan jamaah yang hadir Ibu nyai juga menyampaikan kabar tentang pembangunan 128 unit Rumah Syukur Kemerdekaan Indonesia Layak Huni (RSKILHS) tahun ini.

“Dengan pembangunan Rumah Syukur ini artinya Shiddiqiyyah dibutuhkan oleh Indonesia. Fakta bicara, Shiddiqiyyah cinta NKRI dan dibuktikan dengan kegiatan nyata yang dibutuhkan masyarakat. Selain juga secara rutin warga Shiddiqiyyah berdoa untuk kejayaan Indonesia. Pendidikan di Shiddiqiyyah sasarannya membangun jiwa, membangun raganya,” pesan Ibu Nyai.

“Terkait peristiwa 7/7 pesan Sang Mursyid, diambil hikmahnya saja. Itu hanya pintu masuk. Dan hikmahnya harus semangat mengisi Kemerdekaan Indonesia. Tetap disyukuri agar nikmatnya ditambah. Rumah syukur harus semangat, tetap ibadah, selesai tepat waktu. Menebarkan ilmu kebaikan dengan berbagai macam cara yang baik juga. Terimakasih yang masih istiqomah di Shiddiqiyyah ,” kata Ibu Nyai mendalam.

Menariknya acara malam itu juga ditayangkan video dokumenter tentang kegiatan warga Shiddiqiyyah. Video berdurasi 15 menitan itu berisi proses pembangunan Masjid Fatchan Mubina, Rumah Syukur, kegiatan Cinta Tanah Air, BTQ, THGB, TTBH, JM2000 dan sebagainya.

Umur itu Modal

Sang Mursyid dalam mauidloh hasanah malam itu mengutip kitab Al Ghazali yang menyatakan bahwa “waktumu itu umurmu. Dan umurmu itu modalmu”

“Umur adalah waktu yang dimulai lahir dan diakhiri mati. Umur ada yang panjang dan ada yang pendek. Dari segi waktu tidak ada yang berbeda. Islam tidak mempersoalkan panjang pendeknya umur. Tapi nilai umur yang diperhatikan. Seperti nilai malam Al Qadr yang lebih baik dari 1000 bulan,” Sang Mursyid memulai mauidlohnya.

“Apa artinya panjang umur jika membuat kerusakan. Fatamorgana. Karena itu dalam 8 kesanggupan warga Shiddiqiyyah yang nomor terakhir adalah “Menghargai Waktu”. Maksudnya agar kita mengisi waktu hidup dengan nilai yang baik yaitu berbakti,” lanjut Sang Mursyid.

Dengan semangat Sang Mursyid mengingatkan bahwa mengisi kemerdekaan termasuk bagian dari ibadah syukur.

“Mensyukuri kemerdekaan adalah berarti bakti kepada sesama manusia, para pahlawan.  Syukur juga saya buktikan dengan kegiatan nyata seperti membuat Film “Wage”, pembangunan Rumah Syukur, Santunan Nasional dan lainnya.  Ini harus dilakukan ikhlas, seperti lirik dalam Lagu Syukur ciptaan H Muntohar.

“Di Timur Tengah terpecah menjadi 12 negara karena tidak ada rasa cinta. Tapi Indonesia memiliki Bhinneka Tunggal Ika. Peganglah prinsip-prinsip agama agar kuat agamanya. Tapi jangan hal itu mengorbankan toleransi. Dengan toleransi antar umat maka akan ada harmonis dan kuat,” lanjut Sang Mursyid lagi.

“Dalam kitab Jalaludin Rumi, Fihi ma Fihi disebutkan  banyak orang membaca Al Quran tapi banyak dari mereka yang dilaknati oleh Al Quran. Karena mereka memakai Al Quran bukan sebagai petunjuk tapi hanya untuk memperkuat pendapat masing-masing saja,” kutip Sang Mursyid.

Menjelang tengah malam acara usai ditutup dengan do’a menyanyikan lagu Syukur dan lagu Merdeka bersama-sama. Tidak lupa diadakan shodaqoh spontanitas yang dananya dipergunakan untuk pembangunan Masjid Fatchan Mubiina dan kegiatan pesantren lainnya.

Selamat Tahun Baru 1446 Hijriyyah. Tetap semangat menjalankan petunjuk Sang Mursyid Thoriqoh Shiddiqiyyah, semoga kita diridloi Alloh Ta’ala. (dpw)